Orang Tua Korban Minta Pihak Polsek Purwakarta Segera Menangkap Pelaku Penganiayaan Anaknya
CILEGON, InovasiNews.Com – Gegara hendak perang sarung, Alpi (16), siswa yang duduk di bangku SMA dan Pondok Pesantren (Ponpes) diteriaki maling hingga babak belur di Kampung Luwung Sawo, Blok Kedongdong, Kelurahan Kota Bumi, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Banten, Sabtu, 13 April 2024.
Akibat penganiayaan tersebut, Alpi mengalami gendang telinganya pecah akibat dipukul dengan benda keras, sehingga saat ini mengalami gangguan pendengaran dan hal tersebut akan mengganggu proses saat belajar nanti.
Alpi (16), korban pengeroyokan kepada awak media mengatakan, dirinya bersama rekannya yang sebaya berencana akan nongkrong sambil perang sarung.
“Tadinya mau nongkrong bersama teman-teman sebaya sambil iseng perang sarung, namun ada Polisi di tempat tongkrongan, lalu kita-kita pada lari tak tau arahnya saking takutnya,” ucap Alpi.
Saat itu Alpi beserta rekan sejawatnya lari menyelamatkan diri masing-masing lantaran tidak mau berurusan dengan pihak kepolisian.
“Kita-kita pada lari berpencar, ada yang ke sawah dan saya lari ke pemukiman warga. Lalu saya diteriaki maling, warga yang lain keluar mengejar saya, kemudian saya dianiaya sampai dipukul dengan benda keras di bagian tubuh dan kepala serta telinga,” tuturnya.
Alpi saat ini mengalami trauma yang mendalam akibat pada saat itu selain dianiaya dirinya juga hampir akan dibakar.
“Saya takut sekali sampai sekarang pun jiwa saya mengalami ketakutan yang sangat dalam sebab saat itu saya mau dibakar,” urainya.
Di tempat yang sama, Enjat selaku ayah korban kepada awak media mengatakan, dirinya sudah melaporkan masalah tersebut ke pihak Kepolisian Polsek Purwakarta, Polres Cilegon, untuk meminta keadilan.
“Saya tidak terima dengan perlakuan orang yang sudah melakukan penganiayaan terhadap anak kandung saya. Saya berharap pihak Kepolisian dapat segera menangkap orang-orang yang telah menganiaya anak saya,” ujarnya.
Saat ditanya soal video yang beredar di masyarakat, Ayah korban sudah menyerahkan video tersebut ke pihak Kepolisian agar mempermudah dalam proses penangkapan.
“Bukti wajah-wajah orang yang menganiaya anak saya ada di video dan itu sudah saya serahkan kepihak Kepolisian agar mempermudah penangkapannya,” tutur Enjat.
Menurut Enjat, sampai saat ini orang-orang yang menganiaya anaknya masih berlenggak santai menghirup udara segar belum adanya penangkapan dari pihak Kepolisian.
“Kita sudah laporkan masalah ini kepihak Kepolisian dan memang orang-orang yang menganiaya belum ada yang ditangkap oleh pihak Kepolisian,” ujarnya.
Saat ditanya tentang apa alasan dari pihak Kepolisian belum melakukan penangkapan terhadap para pelaku pengeroyokan?
Enjat mengatakan, keterangan dari pihak Kepolisian bahwa kasus anaknya akan ditangani setelah selesai arus mudik lebaran.
“Nanti katanya setelah lebaran baru masalahnya ditangani,” ucapnya.
Di tempat terpisah Heri Suhendri selaku paman korban kepada awak media juga mengatakan, dirinya mengecam keras perbuatan para orang-orang yang pada saat itu melakukan penganiayaan terhadap Alpi anak yang usianya masih di bawah umur.
“Ini ranahnya lebih tepatnya ke Unit PPA, sebab korban masih di bawah umur, dan berharap pihak Kepolisian dapat segera menangkap orang-orang yang terlibat dalam pengeroyokan,” ujar Heri yang saat ini aktif di Militer.
Sampai berita ini ditayangkan beberapa pihak yang terkait belum dapat dihubungi. (Vino/Ndoy)