Tiongkok dan Kazakhstan Jalin Hubungan Persahabatan, Bertekad Melanjutkan Kerja Sama
Presiden Tiongkok Xi Jinping tiba di Astana, Kazakhstan, 2 Juli 2024. |
BEIJING, InovasiNews.Com – Tiongkok dan Kazakhstan selalu saling mendukung dan menjadi mitra pada masa-masa yang penuh tantangan. Hal ini disampaikan Presiden Tiongkok, Xi Jinping dalam sebuah artikel yang ditulisnya pada surat kabar Kazakhstanskaya Pravda dan Kantor Berita Kazinform International, Selasa lalu.
Dalam kunjungan kelimanya ke Kazakhstan, Xi tak hanya disambut oleh Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev di bandara, namun juga berjalan di atas karpet berwarna biru—warna bendera Kazakhstan.
Menurut warga Kazakhstan, hal tersebut melambangkan persahabatan antara negaranya dan Tiongkok—sejumlah pelajar Kazakhstan juga membawakan lagu Tiongkok berjudul "Ode to the Motherland".
Kunjungan ini bahkan merupakan kunjungan kedua Xi dalam kurun waktu kurang dari dua tahun. Sebelumnya, Xi menghelat kunjungan kenegaraan ke Kazakhstan pada September 2022. Xi dan Tokayev juga sempat bertemu di Beijing pada Oktober 2023.
Persahabatan antara Tiongkok dan Kazakhstan berawal dari rute perdagangan yang telah berumur seribu tahun, Jalur Sutra. Hubungan ini lalu semakin erat setelah kerja sama bilateral terjalin selama 32 tahun, dan berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi lewat kemitraan komprehensif dan strategis yang bersifat permanen. Hal tersebut disampaikan Xi ketika bertemu dengan Tokayev, Rabu lalu.
Sejak Tiongkok dan Kazakhstan menjalin hubungan diplomatik pada 1992, kedua negara ini terus mempererat hubungan tersebut. Awalnya, kedua negara sepakat membentuk kemitraan strategis pada 2005, kemudian beralih menjadi kemitraan strategis dan komprehensif pada 2011, dan berkembang menjadi kemitraan strategis dan komprehensif yang bersifat permanen pada 2019.
Sikap saling percaya dan hubungan politik yang kian erat antara Tiongkok dan Kazakhstan juga didukung perkembangan luar biasa dalam kerja sama perdagangan dan ekonomi pada tiga dekade terakhir.
Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar bagi Kazakhstan pada 2023, bahkan nilai perdagangan luar negeri antara kedua negara meningkat 32 persen secara tahunan hingga mencapai $41 miliar. Komoditas ekspor utama dari Kazakhstan ke Tiongkok meliputi minyak mentah, baja, dan produk pertanian. Sebaliknya, Tiongkok memasok produk permesinan, elektronik, dan barang konsumsi untuk Kazakhstan, menurut data pemerintah Kazakhstan.
Menurut Duta Besar Kazakhstan untuk Tiongkok, Shakhrat Nuryshev, Belt and Road Initiative (BRI) menjadi faktor yang mendorong perkembangan kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara. Hal ini dijelaskan Nuryshev dalam sebuah wawancara dengan People's Daily.
Berawal dari China-Kazakhstan (Lianyungang) Logistics Cooperation Base, proyek pertama yang diresmikan dalam kerangka BRI pada 2014, hingga Western China-Western Europe Highway, kedua negara semakin gencar meningkatkan konektivitas dengan membangun moda transportasi darat dan kereta api.
Di sisi lain, proyek-proyek yang baru saja dituntaskan dan diimplementasikan, seperti PLTB Zhanatas dan PLTA Turgusun, membuktikan tekad kedua negara ini untuk mengembangkan perekonomian yang rendah karbon lewat proyek energi terbarukan.
Tiongkok dan Kazakhstan akan terus mempererat kerja sama di bidang-bidang umum, seperti perdagangan, investasi, interkonektivitas dan energi, seperti disampaikan Xi dalam sebuah acara jumpa pers bersama Tokayev, Rabu lalu.
Dengan mencatat bahwa Tiongkok dan Kazakhstan telah menetapkan target bersama untuk meningkatkan perdagangan luar negeri timbal-balik hingga dua kali lipat pada jadwal yang lebih dini, Xi juga menjelaskan, kedua negara juga bekerja sama mengembangkan bidang kerja sama baru seperti mineral penting, inovasi sains dan teknologi, kedirgantaraan, ekonomi digital, dan sektor-sektor lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok dan Kazakhstan juga menggencarkan aktivitas pertukaran budaya dan antar warga. Misalnya, program bilateral dalam bidang kerja sama kebudayaan, termasuk Luban Workshop dan sebuah pusat obat-obatan tradisional Tiongkok, telah berjalan. Pada Maret lalu, Tahun Pariwisata Kazakhstan pun telah resmi diluncurkan di Tiongkok.
Rabu lalu, Xi dan Tokayev meresmikan cabang Beijing Language and Culture University di Astana International University.
Agar aktivitas pertukaran antar warga semakin meningkat, kepada para reporter, Xi menjelaskan, Tiongkok telah membuka Luban Workshop kedua di negara Asia Tengah dan meluncurkan Tahun Pariwisata Tiongkok di Kazakhstan pada 2025.
Selain meningkatkan hubungan bilateral, Xi juga mengatakan, Tiongkok mendukung Kazakhstan bergabung dalam mekanisme kerja sama BRICS, serta berperan sebagai "middle power" di panggung internasional dan ikut berkontribusi terhadap tata kelola dunia.
Menurut Xi, Tiongkok dan Kazakhstan telah bertekad untuk melanjutkan kerja sama dalam hubungan internasional, serta mempererat koordinasi dan kerja sama dalam kerangka PBB, Shanghai Cooperation Organization (SCO), dan mekanisme Tiongkok-Asia Tengah, serta kerangka kerja sama multilateral lain.
Xi menilai, KTT Astana pada Kamis lalu akan sukses besar dan mengusung SCO menuju babak perkembangan baru.
Sumber: PRNewswire