Dana Ratusan Juta Mengalir, Tapi di Lapangan Kosong! PKBM Bina Remaja Harus Diusut
Lebak, InovasiNews.Com – Dugaan pemalsuan data Dapodik kembali mencuat, kali ini menimpa PKBM Bina Remaja yang beralamat di Kampung Warungkadu, Desa Cikotok, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Tim investigasi media yang turun langsung ke lokasi tidak menemukan adanya kegiatan belajar mengajar (KBM), bahkan plang PKBM pun tidak tampak. Padahal, dalam data Dapodik, PKBM ini mencantumkan jadwal KBM penuh selama lima hari dalam seminggu, Rabu, (5/3/2025).
Ketika tim media mencoba mengonfirmasi kepada Kepala PKBM Bina Remaja, Yulia Kartika, situasi justru semakin mencurigakan. Saat tiba di kediaman Yulia, seorang wanita yang diduga Yulia tiba-tiba berlari masuk ke dalam rumah, seolah menghindari wawancara. Sementara itu, Suhendi, ayah Yulia, mengklaim bahwa putrinya sedang tidak ada di rumah. Namun, pernyataan Suhendi justru semakin memperkuat dugaan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan.
Lebih mencengangkan lagi, Suhendi mengakui bahwa pada hari itu memang tidak ada kegiatan belajar mengajar, bertentangan dengan data Dapodik yang menyebutkan adanya KBM rutin selama lima hari dalam seminggu. Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa pengelolaan PKBM Bina Remaja dikendalikan sepenuhnya oleh orang tua Yulia, bukan oleh pihak yang berwenang sesuai regulasi pendidikan.
Berdasarkan catatan, PKBM Bina Remaja menerima dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) yang cukup besar, yakni Rp. 612 juta pada tahun 2023 dan Rp. 343,8 juta pada tahun 2024. Namun, dengan tidak adanya KBM yang sesuai dengan data Dapodik, muncul pertanyaan besar: ke mana aliran dana tersebut?
M. Paturohman dari Koalisi Aktivis Putra Banten mendesak pihak berwajib untuk segera mengusut dugaan penyalahgunaan dana pendidikan ini. “Jika benar PKBM ini fiktif atau memalsukan data, maka harus ada tindakan tegas! Jangan biarkan uang negara yang seharusnya untuk mencerdaskan anak bangsa justru disalahgunakan,” tegasnya.
(*/red)