Skandal BBM: Fitra Eri Diperiksa, Dugaan Kerugian Negara Rp968,5 Triliun
Jakarta — inovasiNewos.com Dilansir dari Kompas.com, Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa Fitra Eri Purwotomo, seorang influencer otomotif, sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (Persero). Dugaan skandal ini melibatkan manipulasi pengolahan Pertalite menjadi Pertamax, yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp968,5 triliun.
Dugaan skema ini bukan sekadar kelalaian, tapi penghisapan uang rakyat dalam skala besar. BBM subsidi yang seharusnya meringankan beban masyarakat malah dijadikan alat keuntungan segelintir elite rakus.
Mengapa Fitra Eri ikut terseret? Hanya saksi atau bagian dari skenario? Jika terbukti ada peran dalam membentuk opini publik demi kepentingan mafia energi, ini adalah pengkhianatan terhadap rakyat.
Setiap liter BBM yang dibeli masyarakat kini beraroma busuk korupsi. Negara kaya minyak, tapi rakyat harus merogoh kantong lebih dalam akibat permainan gelap para pemilik kuasa.
Jangan sampai ini hanya jadi drama hukum. Sering kali kasus besar berakhir dengan hukuman ringan bagi aktor kecil, sementara dalang besarnya tetap tak tersentuh dan menikmati hasil jarahannya.
Ustaz Ahmad Rustam mengkritik tajam, “Korupsi seperti ini lebih jahat dari perampokan. Mereka tidak sekadar mencuri uang, tapi juga menzalimi jutaan rakyat. Ini dosa besar yang akan ditagih di dunia dan akhirat.”
Jika skandal ini dibiarkan, maka ini bukan pertama dan bukan yang terakhir. Mafia energi akan terus tumbuh subur karena mereka tahu hukum bisa dibeli dan keadilan hanya ilusi.
Publik juga harus cerdas. Jangan mudah percaya pada figur yang tampaknya netral. Bisa jadi mereka hanya alat propaganda, menjual pengaruh mereka untuk membela kepentingan para perampok uang rakyat.
Pertanyaannya, apakah ini hanya puncak gunung es? Jika negara bisa dirugikan hampir seribu triliun, berapa banyak uang rakyat yang sudah menguap tanpa jejak selama ini?
Kejagung harus membongkar skandal ini sampai ke akar. Tidak cukup hanya menangkap nama-nama kecil. Mafia energi harus tumbang, atau rakyat akan terus menjadi korban kerakusan mereka.
Kasus ini bukan sekadar soal BBM. Ini tentang keadilan bagi rakyat yang terus dipermainkan. Akankah hukum benar-benar tegak, atau hanya menjadi alat untuk melindungi mereka yang berkuasa?
( oim )